Kamis, 20 Oktober 2011

Orang Madura Harus Kembali Menghayati Warisan Nenek Moyangnya


Sudah dua tahun Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) beroperasi. Tidak saja memperpendek waktu tempuh, Suramadu diperkirakan menjadi jembatan budaya.
Akankah jembatan sepanjang 5,4 kilometer itu mengubah karakter dan budaya lokal Madura? Berikut wawancara wartawan dengan budayawan Madura D. Zawawi Imron.
Menurut Anda apa dampak Suramadu bagi masyarakat Madura dari aspek budaya?
Saat ini memang belum terasa.Tapi itu semua pasti ada prosesnya.Yang namanya dampak pembangunan itu bukan simsalabim. Untuk bisa berubah dan mengubah apa yang sudah ada itu masih membutuhkan waktu panjang.
 Apakah ada potensi budaya Madura berubah?
Potensi itu terap ada. Tapi bagaimana pun orang Madura harus kembali menghayati warisan nenek moyangnya, budaya lokal yang ada sejak dulu.Walau modernitas masuk, benda-benda modern sampai ke Madura, paham modern masuk ke Madura, semua itu tak serta merta akan membuat orang Madura cepat berubah, yang menjadikan mereka seperti orang asing di kampung sendiri.
Maksudnya budaya Madura tidak gampang berubah?
Justru, orang Madura bisa menghadapi masa depan dengan ke-Madura-an yang dipadukan dengan budaya dan nilai- nilai modern.Berubah total saya kira tidak.Sebab untuk bisa langsung berubah tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Artinya apa?
Itu artinya, tetap ada tuntutan atas nilai-nilai lokal Madura yang lama,yang masih sesuai dengan perubahan zaman dan konteks kekinian. Tidak pernah bisa berubah dalam waktu singkat.
Nilai-nilai apa yang Anda maksud?
Ya, nilai-nilai lama yang masih mendarah daging di dalam benak orang Madura seperti kejujuran,keadilan, dan keramahan. Itu ada sejak zaman Nabi Adam sampai Adam Malik (mantan wakil presiden RI), tidak bakal bisa berubah.Kalau pun diubah apa gantinya? Kita harus tetap menjunjung keramahan, kemudian etos kerja orang Madura sendiri yang abantal ombak asapok angin (berbantal ombak, berselimut angin). Saya kira masih tetap dan tidak akan cepat berubah.
Tapi bagaimana dengan kalangan anak-anak muda? Biasanya merekalah yang paling cepat terpengaruh budaya luar.
Saya kira tidak segampang itu berubah.Anak-anak Madura, menurut saya akan dan harus bisa berperan untuk mengemas kembali Pulau Madura menjadi sebuah pulau yang makmur, bisa dinikmati oleh masyarakat Madura sendiri.

Kan tidak semua budaya luar bersifat negatif? 

Memang benar, tapi hadirnya budaya luar itu harus disertai dengan penghayatan. Nilai-nilai lokal lama yang baik harus terus dipelihara. Begitu juga nilai modern yang baik harus diseleksi. Menurut hemat saya, tidak semua nilai modern yang ada saat ini bagus bagi orang Madura pada umumnya.
Setelah Suramadu, pembangunan di Madura lebih berorientasi pada fisik saja.Apakah memang begitu menurut Anda?
Nah,itu Anda yang ngomong lho.Saya tidak mau berkomentar yang jelek-jelek dulu,karena saya masih punya banyak harapan, punya optimisme dengan keberadaan jembatan Suramadu. Itupun dengan catatan kalau kita kembali kepada nilai-nilai budaya Madura yang ada saat ini.
Apa perlu ada lembaga khusus yang concern dalam pelestarian budaya Madura?
Ya, saya kira perlu juga dan caranya perlu dipikirkan. Sebenarnya, kita mempunyai banyak orang pandai di DPRD, di DPR Provinsi dan DPR RI.Saya berharap mereka bisa memberikan kontribusi untuk mempertahankan budaya Madura itu agar tak tergerus zaman.Ya, paling tidak budaya Madura jangan sampai terusir oleh dunia modern ini.
Bagaimana Anda melihat Sumber Daya Manusia (SDM) Madura?
Saya kira tidak mengkhawatirkan. Sejauh ini banyak anak-anak,pemuda dari Pulau Madura andal. Banyak siswa dari Madura yang mearih prestasi, seperti olimpiade fisika tingkat internasional.Saya kira kemampuan-kemampuan begitu harus dimanfaatkan, dipelihara, terus didongkrak dan dikembangkan. Ini bisa membantu dan menolong masyarakat dan pemerintah guna memajukan Pulau Madura dari berbagai aspek.
Apa langkah yang harus ditempuh agar budaya Madura tetap eksis?
Itu harus dipelihara sejak dini. Saya kira, untuk memelihara hal itu, bisa diawali dan melalui dunia pendidikan di sekolah-sekolah.Ya, paling tidak perkenalkan kembali nilai- nilai Madura lama yang penuh dengan kearifan lokal.
Apa budaya lokal Madura, perlu masuk dalam kurikulum sekolah?
Saya sepakat. Kalau bisa masuk kurikulum sekolah lebih bagus lagi. Katakanlah, nantinya bisa masuk dalam muatan lokal, diberi tempat dan peluang kembali sehingga budaya lokal terus eksis. Yang terpenting bisa nyambung dari generasi yang dulu, kini dan generasi yang akan datang.
Pulau Madura terkenal sangat religius. Apa tidak kuatir akan tergerus budaya luar?
Hemat saya, hal itu tidak akan terjadi.Pondok pesantren (ponpes) akan berada pada garda terdepan dan sekaligus menjadi filter tersendiri, khususnya dalam menghadapi secara bijak budaya luar yang masuk ke Pulau Madura. Tidak yang perlu dikuatirkan, apalagi pengetahuan warga Madura terhadap agama sangat mencukupi untuk bisa menyaring hal tersebut.
Lalu apa harapanAnda dengan keberadaan Suramadu ke depan?
Secara umum saya berharap semua aspek yang bisa menyejahterakan warga bisa digarap maksimal. sekaligus berpesan, aspek kelautan Madura masih belum tergarap secara maksimal. Di Kabupaten Sumenep saja mempunyai sekitar 100 kepulauan lebih,itu hanya di sekitar Kepulauan Kangean. Nah, kalau itu dikembangkan dan dimanfaatkan dengan baik, akan menjadi kekuatan tersendiri.Tapi jangan lupa, tujuannya tidak hanya untuk menguntungkan investor saja.
Maksudnya jangan sampai Madura investor?
Ya, malah sebaliknya harus berbasis pada kesejahteraan masyarakat Madura. Kalau toh investor mendapat keuntungan, hal itu sudah jamak, karena dia (investor) mengembangkan wilayah.Tapi yang proporsional bukan semata-mata mengeruk untung sebesar-besarnya.
Anda yakin keberadaan Suramadu akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat Madura?
Saya sangat optimistis. Kenapa demikian? Karena Jembatan Suramadu membuat masyarakat Madura semakin terbuka dengan hal-hal yang baru, seperti muncul budaya bersaing yang sehat dalam segala hal, serta mendorong banyak anak muda untuk mengasah intelektual dengan terus menuntut ilmu diberbagai bidang.

Judul asli : Budaya Madura Tak Mudah Diubah
Sumber: http://www.seputar-indonesia.com
Pada : 10-09-2011 | Oleh : admin | In : Budaya | dibaca : 119 kali di:
http://www.lontarmadura.com/2011/09/orang-madura-harus-kembali-menghayati-warisan-nenek-moyangnya/#ixzz1bKNHaBwB

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons